Ketika Pasukan Jepang tiba di Nusantara Melayu,mereka mengatakan bahwa “Kami Adalah Saudara Tua”,ternyata bukan hanya salah satu bentuk rayuan pada orang-orang kita agar orang-orang kita percaya pada mereka,bahwa mereka Pasukan Jepang atau Kerajaan Dai Nippon akan membebaskan Nusantara Melayu dari Penjajahan Bangsa-Bangsa yang berasal dari Eropa,pada dasarnya Kita dan Bangsa Yamato adalah “Serumpun”,di sisi lain Pasukan Kerajaan Jepang,berpendapat bahwa bahasa yang kini aku pergunakan untuk menulis tulisan ini adalah Bahasa Dai Nippon,karena mereka menganggap banyak persamaan dalam arti dan bunyi (atau mirip) antara Bahasa mereka,dan Bahasa yang aku pergunakan untuk menulis tulisan ini.
Marilah kita pergi lebih jauh ke masa lampau,ketika Pelaut-Pelaut Perkasa dari Bumantara (istilah ini berasal dari Pak Sutan Alisyahbana untuk menyebutkan Bangsa-Bangsa yang terdapat di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia-Kegemilangan Pelaut-Pelaut Perkasa dari Bumantara ini harus kita bagi dengan Pelaut-Pelaut dari Bangsa Lapita-Melanesia yang di masa lampau telah melakukan hubungan dagang dengan Borneo,sekitar ribuan tahun yang lampau),mereka sanggup melakukan pelayaran dalam jarak yang sangat jauh,dan jejak-jejak mereka ditemukan di Pulau Rapa Nui sampai dengan Pulau Madagaskar.
Sesuatu yang Aneh jika Pelaut-Pelaut Perkasa dari Bumantara,ketika mereka berada di Taiwan,mereka tidak melanjutkan perjalanan mereka sampai ke Jepang,yang berjarak tak sampai satu hari perjalanan dari Taiwan.
Ada sebuah Pendapat yang mengatakan bahwa sebuah Negeri atau Bangsa menjadi penutur Bahasa yang bukanlah Bahasa Ibu mereka disebabkan oleh Pendudukan Bangsa lain. Ada beberapa contoh sebuah Negeri menjadikan bahasa yang bukan Bahasa Ibu mereka atau Bahasa itu,penutur-penuturnya secara Susur Galur atau Garis Keturunan (Genetik) tak Serumpun dengan mereka,sebagai Bahasa Nasional,Negeri itu adalah Singapura.
Jamaika adalah sebuah Negeri yang terdapat di sekitar Kepulauan Karibia,yang mempergunakan Bahasa Inggris sebagai Bahasa Nasional. Meskipun hampir semua penduduk Jamaika berasal dari Afrika,tapi karena Jamaika pernah dalam Kekuasaan Kerajaan Inggris,yang dipergunakan sebagai Bahasa Persatuan dan Bahasa Pergaulan (Lingua Franca) adalah Bahasa Inggris.
Singapura dan Jamaika,kedua Negeri ini mempergunakan Bahasa Inggris sebagai Bahasa Nasional,karena Pendudukan Kerajaan Inggris.
Kembali ke Jepang,dalam Sejarah Perjalanan Negeri itu,sama sekali tidak pernah diduduki oleh Bangsa Asing atau Kerajaan asing dalam masa yang lama,setelah Kalah pada Perang Dunia Kedua,Negeri Jepang pernah diduduki oleh Pasukan Amerika Serikat,tapi tidak dalam masa yang lama dan ketika Pasukan Mongol Menyerbu Jepang melalui laut,mereka mengalami Kegagalan Besar. Tidak ada satupun Kerajaan dari Nusantara Melayu (Funan,Sriwijaya dan Majapahit) pernah berkuasa di Tanah Air Bangsa Yamato.
Seorang Ahli Bahasa dari Hawai yang bernama Lawrence Reid berpendapat bahwa “Hubungan Bahasa Jepang (Yamato) Dengan Austronesia (Bumantara) Hanya Melalui Perdagangan”, di sisi lain ditemukan bukti-bukti bahwa hubungan Bangsa Yamato dengan Dunia Nusantara Melayu (Bumantara),sudah terjadi sejak lama,beberapa bukti menyokong pendapat ini,yaitu ditemukan beberapa pecahan tembikar (mirip dengan pecahan-pecahan tembikar yang berasal dari Asia Tenggara-Bumantara) Jepang dari Masa Jomon awal,hasil Uji Karbon menunjukan pecahan-pecahan tembikar itu berusia sekitar 5000 Tahun,kemudian ditemukan pula Senjata Sumpit di Jepang Selatan,Senjata Sumpit adalah Senjata Tertua dan Asli dari Bumantara (Austronesia).
Di masa lampau Pedagang-Pedagang dari Dunia Nusantara Melayu (Bumantara),telah melakukan hubungan dengan Bangsa Yamato (Jepang),hubungan mereka nampaknya lebih dari hanya berdagang,tapi lebih jauh dari itu,yaitu Kawin Mawin,untuk Perbandingan,silah dibandingkan dengan Suku Bangsa Karo dari sekitar Pesisir dan Dataran Tinggi di Sumatera Timur,yang hasil dari percampuran Kaum Melayu Tua dengan Bangsa Tamil.
Banyaknya Kemiripan Arti dan Kemiripan Bunyi kata-kata dari Bahasa yang aku pergunakan untuk menulis tulisan ini dengan Bahasa Jepang (Yamato),adalah bukti tidak terbantahkan bahwa di masa lampau,Nenek Moyang kita dan Nenek Moyang mereka (Jepang-Yamato) mempunyai Hubungan yang Erat dan Mendalam,karena itulah mereka menyebut diri mereka adalah “Saudara Tua”,tapi kata-kata yang lebih tepat adalah “Saudara Serumpun”.
“Kenapa Bahasa Mereka Nampak Berbeda Dengan Bahasa Yang Kita Pergunakan Saat Ini”? Atau “Kenapa Kata-Kata Dalam Bahasa Yang Mereka Pergunakan Berbeda Dalam Penyebutan Atau Pengucapan Tapi Sama Artinya Dengan Bahasa Yang Kita Pergunakan Saat Ini”? “Kenapa Kata-Kata Dalam Bahasa Mereka Terjadi Semantik Polarisasi”? (sama dalam penyebutan atau pengucapan,tapi berbeda dalam arti). “Hukum Grimm” bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas,Hukum Tentang Bahasa ini diciptakan oleh Jacob Grimm yang adalah seorang Ahli Bahasa,khususnya Bahasa-Bahasa Jermania (Jermanik). Menurut Hukum Grimm sebuah Bahasa Lambat Laun atau Setahap demi Setahap seiring berjalannya masa akan berubah,sebagai contoh “Der”,”Die”dan”Das”dalam tulisan akan tertulis sebagai “The” dalam Bahasa Inggris (salah satu Bahasa Jermania),tapi dalam pengucapan disebut “De”. Inilah yang disebut sebagai “Kognat”,yaitu Perubahan Suara Atau Pengucapan Yang Teratur Dari Bahasa Aslinya,inilah yang kemudian disebut sebagai Dialek atau Logat.
Satu Contoh lagi adalah Bahasa-Bahasa Latino yang terpecah menjadi Bahasa Spanyol,Bahasa Italia,dan Bahasa Portugis,Bahasa Perancis serta Bahasa Katalan,Bahasa Rumania.
Anda Semua bisa memberikan penilaian sendiri dengan melihat Kata-Kata Jepang (di sebelah kiri),yang aku himpun dan buat perbandingannya dengan Bahasa (Malayik) yang aku pergunakan untuk menulis tulisan ini.
Alam
Kawa = Sungai (dalam Bahasa Tagalog,”Danau” disebut “Lawa”)
Hora = Gua
Awa (dalam pengucapan mirip “Awan”,salah satu bentuk Semantik Polarisasi dalam Bahasa Jepang) = Busa,Buih
Tumbuhan
Hana = Bunga
Eda = Dahan
Bara = Mawar
Binatang
Tokage = Kadal,Tokek
Ga = Ngengat
Buta = Babi
Risu = Tupai
Ika (mirip “Ikan” dalam pengucapan-salah satu bentuk Semantik Polarisasi) = Cumi-Cumi,Ikan Sotong
Kaeru = Katak
Uma = Kuda
Sakana = Ikan
Inu (mirip “Asu” dalam pengucapan dan Kata Asu dipergunakan dalam Bahasa Iban,Bahasa Tagalog dan Bahasa Jawa untuk menyebut “Anjing”)
Shika = Rusa
Ushi = Sapi,Lembu,Kerbau
Orang Banyak
Kyaku = Tamu,Tetamu
Onna (dalam pengucapan mirip “Nona”) = Perempuan,Wanita
Buzoku (dalam Bahasa Merina dari Pulau Madagaskar disebut “Fuku”) = Suku,Suku Bangsa,Suku Kaum (pengertian Kata “Suku” https://hitambesar.wordpress.com/2013/11/10/suku/ )
Tachi = Orang-Orang (dalam Bahasa Tausug dan Bahasa Bugis,”Orang” disebut “Tau”)
Minzoku = Bangsa
Tubuh/Badan
Karada = Badan
Ekika = Ketiak
Me = Mata
Mayu = Alis Mata
Mabuta = Kelopak Mata
Yubi,Shushi = Jari Tangan
Ashi = Kaki
Hitai = Dahi
Te = Tangan
Atama = Kepala
Kuchibiru = Bibir
Shita = Lidah
Te no hira = Telapak Tangan
No = Otak
Ago = Dagu
Kesehatan
Byoki = Penyakit
Keiren = Kejang
Itami = Nyeri
Kichigai = Gila
Haramu = Hamil
Peralatan
Hako = Kotak
Kugi = Paku
Arah
Hidari = Kiri
Naka = Tengah
Massugu = Lurus
Tempat
Mura = Desa
Atari = Sekitar
Ta = Sawah
Ni = Di
Sochi = Sini
Aida = Di antara
Pakaian
Kushi = Sisir
Wata = Kapas
Seni
Odori = Tarian
Bahasa
Ku = Kalimat
Ukuran
Haba = Lebar
Kata Ganti
Anata = Anda,Kau,Engkau,Kamu
Karera = Mereka
Boku (dipakai Kaum Laki-Laki yang Akrab-Sesama Teman Laki-Laki yang Seusia atau Usianya tak beda jauh-seperti pengunaan Kata “Gue”) = Aku,Saya
Kata Ganti Waktu Dan Tempat
Donata = Siapa
Ikaga = Bagaimana
Kata Keterangan
Sude-ni = Sudah
Sugiru = Terlalu
Tabitabi = Sering
Mada = Masih
Ippai = Penuh
Shimasu (dalam pengucapan mirip “Masuk”,salah satu bentuk Semantik Polarisasi) = Memakai
Sugu = Segera
Sakki = Tadi
Tatta = Hanya
Nazenara = Karena
Matawa = Atau
Igai = Kecuali
De = Dengan
Kara = Dari,Sejak,Sejak Dahulu Kala,Kala
Kata Sifat
Nigai = Pahit
Mekura = Buta
Isamaashii = Berani
Chuibukai = Berhati-hati,Hati-Hati
Akiraka = Jelas,Nyata
Suzushii = Sejuk
Betsu = Berbeda,Beda
Jubun = Cukup
Hiratai = Datar
Chiisai = Kecil
Semai = Sempit
Junsui = Murni
Utsukushii = Cantik
Arai = Kasar
Yataka = Kaya
Yukai (dalam pengucapan mirip “Sukai”) = Menyenangkan
Binkan = Peka
Kantan = Sederhana
Seijitsu = Tulus
Koi = Kental
Amai = Manis
Takai = Tinggi
Shinjitsu = Sejati
Fuka = Salah
Baka = Bodoh
Nama = Mentah
Kowai (dalam pengucapan mirip “Takot”,tapi “Ko-nya” di depan-dalam Bahasa Tagalog,”Kata Takut” diucapkan “Takot”) = Menakutkan,Menyeramkan,Galak,Bengis
Kata Kerja
Aru = Adalah
Fuku = Bertiup,Meniup,Tiup
Midasu = Menganggu
Nomu = Minum
Kesu = Menghapus
Tobu = Terbang
Ukabu = Mengapung
Utsu = Memukul
Warau = Tertawa,Tawa
Ikiru = Hidup
Miru = Melihat
Au = Bertemu
Kosuru = Menggosok,Gosok
Shimeru = Menutup
Suberu = Meluncur
Sasu = Menusuk
Haku = Menyapu
Kataru = Bercakap-cakap,Menceritakan
Fureku = Menyentuh,Sentuh
Tsukau = Menggunakan
Tsutsumu = Membungkus
Oriru = Turun
Niru = Meniru,Menyerupai,Mirip
Naku = Nangis,Menangis
Tataku = Mengetuk,Bertepuk
Iku (dalam pengucapan mirip “ikut”,”Kata Iku” adalah salah satu bentuk Semantik Polarisasi) = Pergi
Pemikiran
Bunka = Budaya
Danketsu = Persatuan
Masa
Hi = Hari
Asa (dalam Bahasa Tagalog dan Bahasa Malayik lainnya,kecuali Bahasa Iban,kata”Asa”berarti “Harapan”-Pagi adalah sebuah Harapan untuk sesuatu yang lebih baik dalam kehidupan kita-sebuah Semantik Polarisasi dalam Bahasa Jepang) = Pagi
Shukan = Pekan,Minggu
Bilangan
Ichi = Satu,Cie (Bahasa Melayu Minang)
Kata Tanya
Ka? = Kah (kata tambahan,ketika mengajukan sebuah pertanyaan,ada beberapa contoh “Berapakah”? “Siapakah”? Dan “Adakah”?,dalam Bahasa Tagalog dipakai Kata “Ba”,ada beberapa contoh “Gutom Ka Ba”?-“Laparkah Kau”?,”Mahal Ba”?-“Mahalkah”? Dan “Marunong Ba”?-“Pandaikah”?)
Ikura desu-ka? = Berapakah harganya?
Desuka? = Ataukah?